Kewiraswastaan Wiraswasta dan
Wiraswastawan
Kewirastwastaan
adalah kemampuan dan kemauan seseorang
untuk beresiko dengan menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang dan usaha
untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya berhasil.
Wirastwasta
adalah alternatif penyediaan lapangan pekerjaan minim bagi si pemilik modal itu
sendiri.
Sedangkan Wirastwastawan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
orang yang pandai/berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi
baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta
mengatur permodalan operasinya. Seorang wiraswastawan memiliki kemampuan untuk
:
1.
Berdiri
di atas kekuatan sendiri
2.
Mengambil
keputusan untuk diri sendiri
3.
Menetapkan
tujuan atas dasar pertimbangannya sendiri
4.
Menggerakkan
perekonomian masyarakat untuk maju ke depan
5.
Berani
mengambil resiko
6.
Tegas
dan tingkat energi tinggi
7.
Memiliki
semangat bersaing
Perbedaan Ciri Perusahaan Besar dan Ciri Perusahaan
Kecil
a. Ciri - ciri
Perusahaan Besar
·
Pada
umumnya dikelola/dipimpin oleh manajer profesional (bukan pemiliknya).
·
Struktur
organisasinya kompleks dan sudah ada spesialisasi pekerjaan.
·
Presentase
kegagalan usaha relatif rendah.
·
Modal
jangka panjang relatif lebih mudah diperoleh untuk pengembangan usaha.
Contoh Perusahaan Besar:
-
Astra
International
-
Unilever
Indonesia
-
Telekomunikasi
Indonesia
-
Indofood
Sukses Makmur
-
Holcim
Indonesia
-
Kalbe
Farma
-
Garuda
Indonesia
-
Gudang
Garam
-
Indocement
Tunggal Perkasa
-
Indosat
b.
Ciri
– ciri Perusahaan Kecil
·
Pada
umumnya dikelola/dipimpin sendiri oleh pemiliknya.
·
Struktur
organisasinya masih sederhana dan masih banyak perangkapan tugas/jabatan pada
seseorang.
·
Presentase
kegagalan usaha relatif cukup tinggi.
·
Sulit
untuk mengembangkan usaha dikarenakan sulit untuk memperoleh pinjaman dengan
syarat lunak.
Contoh Perusahaan Kecil :
-
CV.
Nata De Coco (memproduksi manisan kelapa)
-
Le
Monde (memproduksi perlengkapan bayi)
-
PT.
Alphanda Internusa (memproduksi aneka kerajinan)
-
Puspita
(memproduksi aneka kue sagu dan mentega)
-
Mimsy
(memproduksi celana jeans)
-
Hall
Collection (memproduksi taplak meja, tutup kulkas, bed cover dll.)
-
CV.
Sejahtera Jaya (industri minyak kelapa kasar)
Franchise
Lokal dan Franchise Asing yang Ada di Indonesia
Franchise Lokal di
Indonesia :
a.
Campina
Scoop Counter
b.
Coffee
Toffee
c.
Tiki
d.
Pizza
Rakyat
e.
moz5
Salon Muslimah
f.
Lekker
Crepes
g.
PiramizZa
h.
Semerbak
COFFEE
i.
Bakso
Kaget
j.
J.CO
k.
Maichi
l.
Teh
Poci
|
Franchise Asing di Indonesia
a. 7-Eleven (Texas,AS) : conveniece store
b.
Circle
K (Arizona,AS) : conveniece
store
c.
Wendy’s
(AS) : restoran
d.
Pizza
Hut (Singapura) : restoran
e.
Mc
Donald (wilmington, AS) : restoran
f.
KFC
(Singapura) : restoran
g.
Lawson
(Jepang) : conveniece
store
h.
MOS
Burger (Jepang) :
restoran
i. ELF (Inggris) : pendidikan
|
Keuntungan
dan Kerugian Franchise
Keuntungan
·
Resiko
kegagalan relatif lebih kecil : menurut riset, bsinis independent memiliki
resiko 70%-80% mengalami kegagalan ketika memulai usahanya, sementara para
franchisee hanya 20%-30%.
·
Memperoleh
berbagai bantuan bisnis : pada umumnya para franchisor akan memberi berbagai
jenis bantuan untuk kemajuan bisnis anda, seperti peralatan, bahan baku,
konsultasi, pelatihan dan juga promosi usaha.
·
Kekuatan
daya beli : membeli barang dan bahan dalam jumlah besar tentu akan memperoleh
harga lebih murah
·
Popularitas
merek : banyak waralaba nasional dan internasional yang telah dikenal
masyarakat luas. Kepopuleran brand tersebut menjadikan mitra waralaba lebih
mudah mendatangkan konsumen atau “built-in customers”.
·
Bisnis
bisa cepat dibuka : proses bisalebih cepat bila franhisee sudah punya tempat
(milik sendiri, kontrak atau kredit bank) di lokasi yang cocok.
·
Sudah
ada sistem : pembeli franchise tidak perlu mencari-cari atau merancang sistem
(keuangan, kriteris SDM, peralatan atau teknologi, pasokan produk barang atau jasa,, menentukan harga jual dll).
Franchisor sudah menyiapkannya. Pihak franhisee tinggal menjalankan sesuai
petunjuk dan aturan main yang diberikan.
Kerugian
·
Terkurung
dalam konsep franchisor : kerugian utama membeli franchise adalah bahwa anda
harus melakukannya dengan cara mereka, sehingga kreatifitas dan insting bisnis
anda menjadi tidak berkembang. Beberapa franchisor memberi batasan yang ketat
kepada mitra waralaba guna menjaga citra brand yang diwaralabakan.
·
Biaya
yang mahal : membeli atau ikut dalam bisnis waralaba memerlukan biaya yang
lebih besar daripada anda melakukan usaha mandiri. Franchise fee, royalti, dan
setoran presentase keuntungan kepada pihak pewaralaba adalah beberapa contoh
biaya yang harus dikeluarkan oleh mitra waralaba.
·
Memiliki
potensi konflik : bisnis waralaba merupakan bisnis dengan ikatan kerjasama.
Ketika terjadi ketimpangan, sering
menimbulkan konflik bisnis antara franchisor dan franchisee, sehingga
menyebabkan terganggunya atau rusaknya jalinan kerjasama tersebut, sehingga
semua pihak akan merasakan kerugian.
·
Taruhan
reputasi bersama : merek produk yang terkenal membuat anda tidak perlu bersusah
payah membangun citra. Namun jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh franchisor atau franchisee
lain, maka anda juga ikut menanggung akibatnya, paling tidak ikut tercoreng
terhadap bisnis atau produk yang anda jual.
·
Pengawasan
terus-menerus : untuk mencapai tujuan yang diinginkan, franchisor melakukan
kontrol dan pengawasan. Bahkan dalam hal pendapatan atau keuntungan yang
diperoleh, pihak franchisor tahu persis berapa jumlahnya. Franchisee sering
merasa tidak nyaman karena dari hari ke hari berada dalam pengawasan dan merasa
dimata-matai.
·
Tidak
bebas : adanya sistem dan aturan main yang harus diikuti, selain membantu dan
memudahkan pembeli franchise ternyata juga membuat franchisee merasa dikekang
atau tidak bebas. Bila ingin menambah atau mengubah menu yang dinilai lebih
menjual seperti pada franchise makanan misalnya, harus dengan persetujuan pihak
franchisor.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar